JAKARTA – Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Nasional (HIMAKOM UNAS) mengadakan workshop periklanan bertajuk ‘Creative Thinking’ pada Rabu, (24/01). Kegiatan yang berlangsung pada pukul 10.00-13.00 WIB ini merupakan rangkaian dari workshop konsentrasi program studi ilmu komunikasi yang diikuti oleh 31 mahasiwa mahasiswi periklanan.
“Seperti kita ketahui iklan adalah darah sebuah produk, itu berarti produk akan mati tanpa adanya iklan. Oleh karena itu mengapa kita disini mengadakan workshop creative thinking, yaitu bertujuan untuk menggali kreativitas mahasiswa agar dapat membuat sebuah iklan yang menarik supaya khalayak tertarik membeli produk kita,” ujar Ketua Pelaksana kegiatan ini, Mohammad Andy Sheraz, dalam sambutannya.
Pernyataan itu didukung oleh Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Yayu Sriwartini, S.Sos., M.Si. ia mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pelatihan kepada mahasiswa periklanan dimana mereka dituntut secara kreatif untuk membuat sebuah iklan.
“Kegiatan ini juga memiliki kaitan erat dengan salah satu syarat yang diwajibkan pemerintah terkait dengan penerapan kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), bahwa ketika mahasiswa lulus mereka tidak hanya sekadar mendapatkan ijazah saja tetapi ijazah plus yang dikenal dengan Surat Keterangan Pendamping Ijazah,” pungkasnya.
Yayu menambahkan bahwa saat ini industri banyak yang melihat lulusan tidak hanya dari ijazah tetapi juga melalui kompetensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, ia berharap mahasiswa tidak hanya mendapatkan sertifikat tetapi juga ilmu yang bermanfaat.
Bertempat di Ruang Seminar Selasar Lantai III UNAS, kegiatan ini diisi oleh pemaparan materi dari General Manager Flux Communication, Her Sanyoto, dan dimoderatori oleh dosen prodi ilmu komunikasi, Djujur Luciana Radjagukguk, S.Sos., M.Si.
Dalam paparannya yang berjudul, ‘What is the best creative?’ Her menjelaskan bahwa seseorang yang bekerja dibidang advertising harus berpikir secara kreatif sehingga dapat menghasilkan ide yang hebat dalam suatu iklan yang besar. “Sekarang di perusahaan-perusahaan banyak mencari orang yang kreatif, istilahnya orang kreatif itu sebagai harta karun bagi mereka. Oleh itu, bagaimana disini kita harus berpikir kreatif dan out of the boxsehingga perusahaan banyak yang terpikat oleh kita. Tapi yang terpenting dari itu semua adalah target market yang sesuai,” imbuhnya.
Oleh karena itu, lanjut Her, generasi muda sudah harus terlebih dahulu memikirkan apa cita-cita mereka, karena dengan terbentuknya cita-cita, maka seseorang akan mempunyai passion dan plan. “Cita-cita itu gratis, mulai sekarang kalian harus berpikir mau jadi apa. Setelah itu tentukan bagaimana kalian mewujudkan itu. Dan konsisten terhadap cara untuk menggapainya,” tandasnya.
Dalam akhir presentasinya, pria lulusan salah satu universitas swasta di Jakarta ini menambahkan bahwa mahasiswa harus banyak belajar untuk membuat iklan yang kreatif dengan ciri unik, berbeda dari yang lain, memorable, out of the box, award winning, dan sales generator. Sehingga pada nantinya pesan yang akan disampaikan dapat diterima dan dapat terus diingat oleh masyarakat.
“Sekarang ini sudah zamannya era digital. Kuncinya adalah bagaimana konten kalian bisa menarik dan membuat orang berpikir, ‘oh ini luar biasa’. Ciptakan sesuatu yang berbeda dan selalu mencoba hal hal yang baru. Jangan takut dan berpikir untuk salah, karena dunia advertising selalu membuat kesalahan baru setiap hari. You never know if you never try,” tutup Her. (*nis)